Si Kecil Cuma Suka Makan Fast Food

Anak usia sekolah biasanya menghadapi problem memilih-milih makanan. Ada yang maunya makan yang itu-itu saja, ada yang suka ngemil, tidak suka makan sayur, dan tentunya, hanya mau makan fast food. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab, di antaranya:
 

Rasanya gurih. Tak bisa dipungkiri makanan cepat saji umumnya bercita rasa gurih yang sesuai dengan selera anak. Ini tidak terjadi secara kebetulan, produsen tentu saja sudah melakukan riset mendalam akan cita rasa yang paling disukai. Tapi sayangnya makanan ini umumnya tinggi garam dan lemak namun tidak bergizi seimbang.
Praktis. Makanan ini dianggap praktis dan bisa menjawab kebutuhan masyarakat modern. Jam berapa pun perlu makan tinggal angkat telepon, makanan hangat segera terhidang di rumah. Bagi orangtua yang bekerja, hal ini tentu meringankan, ditambah lagi anak memang suka dengan rasanya.
Peergroup. Di usia ini semangat peergroup mendominasi anak. Apa yang dilakukan teman-teman, harus dilakukannya juga. Kalau teman-teman mengonsumsi fast food maka ia pun harus melakukannya juga.
Solusi
Dos1. Jangan jadikan fast food sebagai menu harian. Bagaimana pun kalau di meja makan terhidang makanan yang lebih sehat dan lezat, anak pasti mau menyantapnya.
2. Kenalkan anak pada makanan tradisional yang tak kalah lezatnya, misalnya ayam goreng kalasan untuk menggantikan fried chicken.
3. Kalau anak memang menyukai makanan ala fast food, orangtua bisa membuatkannya sendiri. Tentu saja dengan bahan dan cara yang lebih sehat.
4. Jadikan acara makan fast food untuk momen tertentu saja, misalnya kalau dapat nilai bagus. Sehingga frekuensi makan fast food berkurang dengan sendirinya.
Narasumber: Ir. Hindah Muaris, ahli teknologi pangan, pemerhati kulinologi
(Marfuah Panji Astuti)
Don'ts* Menjadikannya menu "kuncian" manakala anak tidak mau makan. Lama-lama anak akan menyadari dan menggunakan trik tidak mau makan untuk minta fast food.