Benarkah penyakit jantung tidak dapat diketahui oleh pemiliknya sampai tiba kematian?
Jawabannya tentu tidak, mengingat tubuh manusia sudah dilengkapi dengan kemampuan untuk membunyikan sinyal khusus ketika ada ketidakberesan di dalamnya. Sinyal yang mudah dikenal orang adalah sakit kepala atau pening, sariawan dan mual.
Sayangnya, kebanyakan orang tidak menanggapi datangnya sinyal itu secara benar dan malahan segera mencari obat penghilang rasa sakit atau rasa tidak enak yang terjadi. Tak heran kalau kita mengetahui orang yang minum obat sakit kepala dua kali sehari setiap hari tanpa keinginan untuk mencari penyebab timbulnya pening di kepalanya.
Sinyal akan adanya gangguan fungsi jantung pasti ada, mengingat organ ini adalah motor penggerak aktivitas tubuh. Kalau motor itu sedikit saja terhalang, pasti akan terjadi reaksi dengan segera. Sayang, seperti biasanya orang mengabaikannya.
Pipa yang Buntu
Jantung sebenarnya sebuah otot yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Untuk dapat menjalankan tugasnya, otot itu dilengkapi berbagai pipa sebagai penyalur darah yang dipompakan dari jantung.
Kalau saluran berada dalam keadaan baik, yaitu lentur dan bebas pengotoran, maka aliran darah dari dan kembali ke jantung pasti tidak terhalang. Sebaliknya, kalau pipa itu dindingnya kaku dan penuh dilapisi oleh berbagai macam kotoran, maka kelancaran jalannya darah pasti terganggu.
Gangguan itu menyebabkan jantung dipaksa untuk bekerja lebih keras lagi agar darah bisa mengalir ke setiap bagian tubuh dan kerja keras itulah awal dari naiknya tekanan darah.
Jantung yang bekerja lebih keras memerlukan aliran darah lebih banyak pula bagi dirinya sendiri. Namun kebutuhan itu tidak dapat dipenuhi saat pembuluh darah kecil jantung pun mulai kaku dan menyempit.
Inilah keadaan yang kemudian kita kenal sebagai penyakit jantung koroner, yaitu pembuluh arteri yang menyempit. Penyakit jantung koroner adalah pembunuh nomor satu.
Jadi, cara yang paling jitu untuk mencegah serangan penyakit jantung adalah menghindari naiknya tekanan darah dan kolesterol. Langkah itu harus didampingi pula oleh perbaikan pola hidup, yaitu berhenti merokok, menurunkan berat badan, olahraga teratur dan menghindari stres berlebihan.
Kekuatan Bahan dari Alam
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Rumus itulah yang harus dianut saat kita akan memanfaatkan bahan alam untuk tujuan kesehatan.
Bahan alam bawang putih, bawang merah dan jahe tidak perlu diragukan lagi keampuhannya untuk mencegah pembekuan darah. Kalau pembekuan darah dicegah, maka serangan jantung pun akan dapat diminimalkan.
Pada sistem pembuluh darah jantung, bawang putih dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, mengencerkan darah dan berkhasiat antihipertensi. Hasil penelitian menunjukkan, 1 gram bawang putih sehari dapat menurunkan kadar kolesterol darah yang buruk (LDL) dan trigliserida pada 70% sukarelawan.
Peneliti lain selanjutnya menyatakan, hanya diperlukan beberapa siung bawang putih saja untuk mempertahankan kadar kolesterol yang sudah normal di dalam darah.
Senyawa kandungan bawang putih bernama ajoene diketahui bekerja sebagai anti pembekuan darah yang sangat poten. Melalui kerja sebagai penghambat pembekuan darah itu, maka bawang putih berkhasiat sebagai pencegah serangan jantung dan gangguan stroke.
Selain bawang putih, manfaat bawang merah untuk pengencer darah tidak dapat diabaikan. Dalam hal ini, pemakaiannya sebagai pencegah tentu lebih baik, terutama karena bawang merah dapat membantu menjaga kesehatan pembuluh darah arteri koroner dengan menaikkan kadar lemak baik (HDL) tubuh. Setengah bagian bawang merah dapat meningkatkan HDL 20 – 30%.
Manfaat Jahe
Jahe begitu dekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Namun hal itu ternyata membuat orang menjadi tidak terlalu peduli akan manfaatnya bagi kesehatan.
Padahal beberapa khasiat jahe bahkan sudah diakui oleh dunia kedokteran. Seperti sebagai anti koagulan (anti pembekuan darah), penurun tekanan darah dan perangsang kerja jantung.
Menurut para ahli, khasiat jahe sebagai anti koagulan dinyatakan lebih kuat dibandingkan bawang putih dan bawang merah. Peneliti India membuktikan bahwa jahe berkhasiat menurunkan kadar kolesterol darah pada hewan percobaan.
Di Jawa, paling sedikit terdapat tiga jenis jahe, yaitu jahe gajah, jahe merah dan jahe emprit, yang memang berbeda sama lain. Jahe gajah paling sering digunakan untuk berbagai kepentingan sehari-hari, sementara pemakaian jahe merah lebih sering dihubungkan untuk tujuan kesehatan.
Teh hijau
Minum teh hijau biasanya dikaitkan dengan penurunan berat badan. Padahal ada manfaat yang lebih penting bagi kesehatan.
Teh hijau yang populer selama berabad-abad lamanya di kawasan Benua Asia ternyata terbukti dapat mengendalikan tekanan darah. Kandungan senyawa epigalokatechin mampu melindungi tubuh dari bahaya radikal bebas yang merusak sel, membantu menurunkan kolesterol jahat dan meningkatkan HDL baik. Syaratnya mudah, yaitu minum secara teratur.
Sikoneng
Kunyit untuk melawan penyakit jantung? Benar, karena senyawa kandungan di dalamnya mampu menurunkan kadar kolesterol darah dengan cara memacu pembentukan cairan empedu. Selain itu, beberapa penelitian ilmiah membuktikan khasiat kunyit untuk mencegah pembekuan darah yang memicu serangan jantung.
Tips
Jangan Berlebihan
Berbagai bahan alam yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung mudah diperoleh disekitar kita. Manfaat itu baru akan terasakan apabila kita mengkonsumsinya secara teratur disertai pola hidup sehat.
Hal ini perlu disadari oleh setiap orang, mengingat penderita penyakit jantung yang harus minum obat dokter tidak diperkenankan mengonsumsi bawang putih dan jahe seenaknya tanpa pengawasan dokter. Kalau hal itu dilanggar, tidak tertutup kemungkinan akan terjadi perdarahan akibat darah yang terlalu encer.
Dr Mangestuti, MS, Apt.
Departemen Farmakognosi dan Fitokimia
Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga