Ponsel Kurangi Kesuburan dan Bikin Kanker Otak?

Banyak mitos beredar mengenai penggunaan ponsel atau handphone (HP), terutama radiasi yang ditimbulkan oleh alat komunikasi tersebut. Konon, memakai ponsel bisa menyebabkan tumor dan kanker. Benarkah?

"Sejujurnya hingga sekarang belum ada bukti yang pasti," kata Andrew Weil, MD, Direktur Program Pengobatan Integratif di College of Medicine, University of Arizona. Ponsel sering dianggap bisa menyebabkan tumor otak karena diyakini bisa mengantarkan gelombang elektromagnetik. 


 
Namun, tumor sendiri butuh waktu yang lama untuk berkembang, bisa tahunan, bisa juga puluhan tahun. Jadi, dugaan ini masih harus dibuktikan lagi melalui penelitian jangka panjang. 

Di satu sisi, dua laporan terbaru mengajak kita untuk tidak terlalu khawatir. Setelah membandingkan kebiasaan menelepon dengan ponsel lebih dari 300 pasien kanker otak dengan orang-orang yang sehat, para peneliti Jepang menyatakan tidak ada hubungan antara lamanya waktu bertelepon dengan kemungkinan mengidap kanker. 

Selain itu, sebuah studi selama enam tahun di Inggris seputar teknologi telekomunikasi bergerak dan kesehatan juga tidak menemukan hubungan antara penggunaan ponsel jangka pendek (kurang dari 10 tahun) dengan kanker otak.

Meski demikian, peneliti lain menemukan hasil berbeda. Di Swedia, dilaporkan pada tahun 2006 bahwa kita memiliki risiko 240 persen lebih besar terkena kanker otak berbahaya, tepatnya di bagian kepala yang berdekatan dengan telinga yang sering digunakan untuk bertelepon. 

Penelitian lain malah mengatakan bahwa menggunakan ponsel selama lebih dari 10 tahun bisa melipatgandakan risiko terkena semacam tumor jinak bernama acoustic neuromas, juga tumor berbahaya di otak dan sistem saraf yang disebut gliomas.

Di samping kanker otak, faktor fertilitas juga sering dipermasalahkan. Menurut penelitian, makin lama pria berbicara di HP setiap harinya, makin sedikit sperma sehat. Akan tetapi, makin banyak jumlah sperma yang abnormal.

Nah, sambil menunggu kepastiannya, lebih baik pakailah ponsel dengan bijak. Jauhkan ponsel dari tubuh dengan memaksimalkan penggunaan hands free atau wireless headset.