Wanita peminum soda berisiko menderita penyakit ginjal

Studi terbaru menemukan bahwa wanita yang memiliki kebiasaan minum soda dua kaleng atau lebih setiap harinya berisiko dua kali lebih tinggi terkena penyakit ginjal. “Anehnya, kami tidak menemukan peningkatan risiko pada pria yang meminum soda. Belum diketahui dengan jelas hubungan antara kebiasaan mengonsumsi soda dan kerusakkan ginjal,” jelas David Shoham selaku ketua peneliti dari Universitas Loyola.

 

Para peneliti National Health and Nutrition Examination Survey Amerika Serikat memeriksa sebanyak 9.358 contoh urin dewasa dan memberikan kuesioner mengenai kebiasaan makan mereka.
Dari hasil pendataan, ternyata didapatkan wanita yang memiliki kebiasaan minum soda dua kaleng atau lebih setiap harinya berisiko 1,86 kali lebih tinggi mengalami albuminuria (adanya protein jenis albumin dalam urin), yang merupakan suatu penanda awal sensitif kerusakan ginjal. Seharusnya ginjal yang sehat akan menyaring keluar albumin (yang memiliki ukuran molekul yang  besar) namun bila didapatkan  dalam jumlah yang besar dalam urin dapat merupakan suatu tanda kerusakan ginjal.
Beberapa tahun terakhir, penyakit diabetes, kegemukan dan penyakit ginjal meningkat seiring dengan tinggi konsumsi fruktosa, pemanis yang terbanyak digunakan dalam soda. “Tetapi hal yang terpenting adalah jumlah gula yang dikonsumsi bukan jenisnya,” jelas Shoham. Shoham dkk menyimpulkan perlunya studi tambahan untuk mengetahui dengan jelas penyebab sesungguhnya peningkatan risiko penyakit ginjal, apakah itu disebabkan fruktosa, asupan gula yang berlebih, ataukah gaya hidup maupun faktor lainnya.
Studi terbaru lainnya yang dilaporkan dalam The Journal Environmental Health, menemukan 9 dari 20 contoh sirup tinggi fruktosa dari 3 pabrik mengandung kadar merkuri. “Hal ini menjelaskan bukan hanya gula yang terkandung yang berbahaya bagi ginjal tetapi juga merkuri,” jelas Shoham.

Referensi: Women Who Drink Lots Of Soda At Higher Risk For Early Kidney Disease. http://www.sciencedaily.com/. Februari 2009.